IDUL FITRI YANG SUDAH DIKAPITALKAN

Fenomena masyarakat muslim Indonesia dalam menyambut Idul Fitri sangat menarik untuk dicermati serta dikritis, karena perlahan tapi pasti sudah mulai meninggalkan esensi dari Idul fitri itu sendiri. Semakin Ramadhan mulai habis, semakin menyusut pula kadar iman karena sudah berpaling ke pusat perbelanjaan, sudah sibuk untuk urusan duniawi.

Momen Ramadhan dan Idul Fitri sudah secara cermat dimanfaatkan (dikapitalkan) menjadi Industrialisasi, sehingga nilai religinya pun perlahan semakin surut. Banyak pusat perbelanjaan dan mall menangkap momentum ini sebagai pengeruk nominal kaum muslimin yang mungkin dalam 1 bulan mendapatkan 2 kali gaji (THR.red), dan karakter manusia Indonesia dengan kondisi seperti ini sangat mudah untuk dibujuk atau dirayu untuk membelanjakan income tersebut dengan iming - iming yang menggiyurkan sehingga Idul Fitri pun merupakan sesuatu yang Glamour. Lihat saja dipusat perbelanjaan sekarang lagi tren Night Sale atau belanja di tengah malam dengan waktu antara jam 23.00 - 24.00, padahal waktu tersebut adalah waktu dimana kaum muslimin afdolnya melakukan sholat malam atau ibadah - ibadah untuk menyongsong Lailatull Qodar. Tapi bagi kaum kapitalis hal itu bisa dimanfaatkan untuk mengeruk income kaum muslimin. Penawaran - penawaran belanja yang menggiyurkan semakin membuat Kaum Muslimin disibukkan dengan urusan duniawi. Memang tidak salah bila Kaum Muslim Indonesia sering kali dicap Konsumtif hal itu bisa dilihat pada ibadah HAJI dengan oleh - oleh untuk saudara - saudara dan tetangga ( Tau tu disana ibadah pa belanja ) atau IDUL FITRI lihat saja dipusat perbelanjaan penuh pembali dari pagi sampai tengah malam sampai segala ibadah ditinggalkan.

Banyak Pandangan - pandangan yang salah tetapi masih terus langgeng dilakukan secara turun temurun seperti Idul Fitri identik dengan hal - hal yang baru seperti baju baru, aksesoris yang baru dan sebagainya. Padahal esensi dari Idul Fitri bukanlah demikian ,Kembali pada kesucian dimana kita selama 1 bulan digembleng melakukan segala kebaikan dengan harapan dapat diamalkan lagi setelah 1 Syawal dengan kesucian hati dan pikiran serta penerapan dalam kehidupan. Banyak amalan dalam menyambut Idul Fitri yang menuntun kita untuk menjadi pribadi yang berempati, penuh kesederhanaan, dan penuh toleransi. Hal tersebut sudah diajarkan lewat kegiatan Menbayar Zakat Infaq dan Sodaqoh itu melatih kita untuk berempati kepada sesama yang kuran mampu, harapan dari kegiatan tersebut bisa menjadikan kita pribadi yang sederhana dan tidak berlebihan. Saling mengunjungi dengan bersilaturahmi dengan saling memaafkan hal tersebut melatih kita untuk bertoleransi kepada sesama umat. Dan Masih banyak amalan yang mengajarkan kepada kita dalam rangkaian bulan Ramadhan hingga Idul Fitri. Semoga Amalan - amalan yang kita lakukan tidak akan mudah goyah oleh bujuk rayu kapitasasi yang akan membuyarkan dan mengurangi Amalan - amalan kita. Semoga kita tidak tergolong menjadi masuia yang rugi baik dunia dan akherat. Kalau Sudah Begini Siapa yang salah ? ( biarkan nurani kita yang menjawab)

Sudah saatnya kita mengubah pandangan - pandangan yang sudah salah kaprah tersebut dengan harapan kita bisa mengaplikasikan gemblengan selama 1 bulan itu untuk kita amalkan dalam kehidupan sehari - hari sehingga makna yang terkandung dalam surat - surat Illahi tidak hanya sebatas pada ucapan tetapi pada perbuatan.

Selamat Idul Fitri semoga benar - benar Menjadi Pribadi yang Suci yang penuh Empati.
(DeN T - 24082011)
Free Apple TM ani MySpace Cursors at www.totallyfreecursors.com
Free Apple TM ani MySpace Cursors at www.totallyfreecursors.com